Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Mayjen. D.I. Panjaitan

Mayor Jenderal TNI  Donald Isaac Panjaitan  lahir di Balige, Tapanuli, 19 Juni 1925. Pendidikan formal diawali dari Sekolah Dasar, kemudian masuk Sekolah Menengah Pertama, dan terakhir di Sekolah Menengah Atas. Ketika ia tamat Sekolah Menengah Atas, Indonesia sedang dalam pendudukan Jepang. Sehingga ketika masuk menjadi anggota militer ia harus mengikuti latihan Gyugun. Selesai latihan, ia ditugaskan sebagai anggota Gyugun di Pekanbaru, Riau hingga Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Pengalaman Militer Ketika Indonesia sudah meraih kemerdekaan, ia bersama para pemuda lainnya membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) yang kemudian menjadi TNI. Di TKR, ia pertama kali ditugaskan menjadi komandan batalyon, kemudian menjadi Komandan Pendidikan Divisi IX/Banteng di Bukittinggi pada tahun 1948. Seterusnya menjadi Kepala Staf Umum IV (Supplay) Komandemen Tentara Sumatera. Dan ketika Pasukan Belanda melakukan Agresi Militernya yang Ke II, ia diangkat menjadi Pimpinan Perbeka

Letjen. Ahmad Yani, Calon Presiden Kedua yang Mati Tragis

Ahmad Yani lahir di Jenar, Purworejo, Jawa Tengah pada tanggal 19 Juni 1922. Pada tahun 1927, Yani pindah dengan keluarganya ke Batavia, di mana ayahnya kini bekerja untuk General Belanda. Di Batavia, Yani bekerja jalan melalui pendidikan dasar dan menengah. Pada tahun 1940, Yani meninggalkan sekolah tinggi untuk menjalani wajib militer di tentara Hindia Belanda pemerintah kolonial. Ia belajar topografi militer di Malang, Jawa Timur, tetapi pendidikan ini terganggu oleh kedatangan pasukan Jepang pada tahun 1942. Pada saat yang sama, Yani dan keluarganya pindah kembali ke Jawa Tengah. Pada tahun 1943, ia bergabung dengan tentara yang disponsori Jepang PETA, dan menjalani pelatihan lebih lanjut di Magelang. Setelah menyelesaikan pelatihan ini, Yani meminta untuk dilatih sebagai komandan peleton Peta dan dipindahkan ke Bogor, Jawa Barat untuk menerima pelatihan. Setelah selesai, ia dikirim kembali ke Magelang sebagai instruktur. Setelah Kemerdekaan Yani bergabung dengan ten

5 Teori Masuknya Islam ke Indonesia

Teori Masuknya Islam Di Indonesia   Sedikitnya ada 5 teori masuknya Islam di Indonesia yang berkembang di kalangan sejarawan saat ini. Kelima teori tersebut mengungkapkan tentang asal mula Islam berkembang di Nusantara. Ada teori yang menyebut bila penyebaran Islam di Indonesia berasal dari Gujarat, India; Makkah, Arab Saudi; Persia; dan ada pula yang beranggapan Islam Indonesia berasal dari China. 1. Teori Gujarat Teori Gujarat adalah teori yang menyatakan bahwa Islam masuk di Indonesia berasal dari Gujarat, India. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh dua orang sejarawan berkebangsaan Belanda,  Snouck Hurgronje dan J.Pijnapel . Menurut mereka, Islam masuk ke Indonesia sejak awal abad ke 13 Masehi bersama dengan hubungan dagang yang terjalin antara masyarakat Nusantara dengan para pedagang Gujarat yang datang. Teori masuknya Islam di Indonesia yang dicetuskan Hurgronje dan Pijnapel ini didukung oleh beberapa bukti, di antaranya batu nisan Sultan Samudera Pasai Malik As-S

Kerajaan Kanjuruhan, Cikal Bakal Kerajaan Kediri

Berdiri pada  abad ke 6 Masehi  di antara  Sungai Branta s dan  Sungai Metr o, di lereng sebelah timur  Gunung Kawi .  Di dataran yang sekarang bernama  Dinoyo, Merjosari, Tlogomas , dan  Ketawanggede Kecamatan Lowokwaru, Kota  Malang .  Bukti tertulis mengenai kerajaan ini adalah  Prasasti Dinoyo  yang ditulis pada tahun  682 saka  atau tahun  760 M . Disebutkan seorang Raja yang bernama  Dewa Singha , memerintah keratonnya yang amat besar yang disucikan oleh api  Sang Siwa .  Raja Dewa Singha  mempunyai putra bernama  Liswa , yang setelah memerintah menggantikan ayahnya menjadi raja bergelar  Gajayana .  Pada masa pemerintahan  Raja Gajayana ,  Kerajaan Kanjuruhan  berkembang pesat, baik pemerintahan, sosial, ekonomi maupun seni budayanya. Dengan sekalian para pembesar negeri dan segenap rakyatnya,  Raja Gajayana  membuat tempat suci pemujaan yang sangat bagus guna memuliakan  Resi Agastya . Sang raja juga menyuruh membuat arca sang  Resi Agastya  dari batu hitam yang sangat elok