Langsung ke konten utama

PENGGUNAAN SATELIT UNTUK PETERNAKAN

 SISTEM TELEKOMUNIKASI SATELIT DAN TERESTERIAL
PENGGUNAAN SATELIT UNTUK PETERNAKAN


KELOMPOK 2

Kadek Ngurah Adi Wiranata (2005541095)

I Kadek Joni Dwija Ary Putra (2005541102)

Putu Surya Juliantara (2005541157)


PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA

DESEMBER 2022

PENGGUNAAN SATELIT UNTUK PETERNAKAN

Satelit dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti pengiriman sinyal komunikasi, navigasi, dan pemantauan cuaca dan permukaan bumi. Satelit komunikasi menggunakan frekuensi radio untuk mengirimkan sinyal suara dan data ke dan dari bumi. Selain itu, satelit juga dapat digunakan untuk navigasi, dengan mengirimkan sinyal ke penerima di bumi yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan posisi secara akurat. Satelit juga berguna dalam pemantauan cuaca dan permukaan bumi. Satelit meteorologi dapat mengambil gambar dan mengukur kondisi cuaca di seluruh dunia, membantu para ahli cuaca menentukan pola cuaca dan memberikan ramalan cuaca yang lebih akurat. Satelit juga dapat digunakan untuk mengukur kondisi lahan dan perubahan iklim, serta untuk memantau perubahan yang terjadi pada ekosistem dan hutan.

Peternakan adalah suatu kegiatan yang mencakup pengelolaan, pemeliharaan, dan pengembangan ternak sebagai sumber protein hewani untuk dikonsumsi manusia. Masalah ketersediaan pakan: Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh peternak adalah ketersediaan pakan yang cukup untuk ternaknya. Masalah kesehatan ternak, terdapat berbagai macam penyakit yang dapat menyerang ternak, seperti penyakit menular seperti Newcastle Disease pada unggas, atau penyakit seperti FMD (Foot and Mouth Disease) pada ternak ruminansia, dan Heat Stress yang diakibatkan oleh suhu yang berubah secara drastis.

Masalah keamanan pangan: Peternak harus memastikan bahwa produk yang dihasilkan dari ternaknya aman untuk dikonsumsi oleh manusia. Hal ini dapat terjadi jika ternak terinfeksi oleh penyakit yang dapat menular ke manusia, atau jika produk ternak terkontaminasi dengan zat-zat kimia yang tidak aman. Satelit dapat digunakan untuk menyelesaikan berbagai permasalahan dalam peternakan, termasuk pemantauan kondisi hewan dan lahan, pengelolaan air dan pakan, dan pemetaan lahan.

Satelit dapat digunakan untuk memantau kondisi hewan di peternakan. Ini dapat membantu peternak menentukan kondisi hewan dan mengambil tindakan yang diperlukan jika ada masalah. Satelit juga dapat digunakan untuk pengelolaan air dan pakan di peternakan dengan mengukur tingkat kelembaban tanah dan kondisi cuaca, satelit dapat membantu peternak menentukan kapan waktu yang tepat untuk memberi air dan pakan ke hewan. Ini dapat membantu meningkatkan produktivitas peternakan dan mengurangi biaya.

Satelit juga bermanfaat dalam pemetaan lahan di peternakan. Dengan mengambil gambar dari peternakan, satelit dapat membantu peternak menentukan kondisi tanah dan menentukan wilayah yang cocok untuk menanam tanaman pakan atau membangun fasilitas peternakan. Ini dapat membantu peternak meningkatkan produktivitas lahan dan mengurangi biaya.

Dengan menggunakan teknologi satelit, peternak dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi peternakan mereka. Klasifikasi kepadatan lahan menggunakan gambar multispektral dan hiperspektral telah banyak digunakan untuk pemantauan pertumbuhan perkotaan, pemantauan penggunaan lahan, penilaian kerusakan akibat banjir dan kebakaran, dll.

Dalam beberapa tahun terakhir, pencitraan Laser, Deteksi, dan Ranging (LiDAR) juga telah digunakan untuk klasifikasi kepadatan lahan. Remote sensing adalah teknik yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang suatu wilayah atau objek dengan menggunakan peralatan yang tidak berada di lokasi secara langsung, seperti satelit, pesawat terbang, atau drone. Remote sensing dapat digunakan untuk mendeteksi lahan hijau dengan menggunakan sensor yang terpasang di peralatan tersebut. Untuk mendeteksi lahan hijau dengan menggunakan remote sensing, pertama-tama harus terdapat peralatan yang memiliki sensor yang sesuai untuk tujuan tersebut. Selanjutnya, peralatan tersebut harus diarahkan ke wilayah yang ingin diamati, dan sensor tersebut harus mengambil gambar dari wilayah tersebut. Metode yang digunakan untuk memonitoring sapi pada peternakan adalah dengan memberi ear tag pada sapi yang berisikan sensor suhu dan GPS. Ini berguna karena suhu tubuh sapi dapat menunjukkan kondisi kesehatan sapi tersebut. Suhu tubuh yang normal pada sapi dewasa adalah antara 38,5-39,5 derajat Celsius. Jika suhu tubuh sapi meningkat di atas 39,5 derajat Celsius, ini bisa menunjukkan adanya infeksi atau penyakit. Sebaliknya, jika suhu tubuh sapi turun di bawah 38,5 derajat Celsius, ini bisa menunjukkan hipotermia atau kekurangan energi. Sensor suhu yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh sapi biasanya terdiri dari sonde atau sensor yang dipasang pada telinga sapi dan pembacaan suhu yang ditampilkan pada alat pembaca yang terintegrasi dengan satelit.

Alat ini dapat memantau suhu tubuh sapi secara terus-menerus dan mengirimkan sinyal kepada satelit dan dipantau peternak secara real time jika terdeteksi perubahan yang tidak normal. Dengan menggunakan sensor suhu, peternak dapat memantau kondisi kesehatan sapi secara efektif dan memberikan tindakan yang diperlukan jika terjadi perubahan yang tidak normal pada suhu tubuh sapi. Pemantauan kondisi dan lokasi sapi GPS dapat digunakan pada sapi untuk menentukan lokasi sapi tersebut di peta. Ini berguna untuk memantau pergerakan sapi, mencatat rute yang telah dilalui sapi, dan menentukan area yang telah diterjang sapi. GPS juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan lahan pertanian dengan memantau pergerakan sapi dan menghindari terjadinya kelebihan beban pada lahan tertentu.

GPS pada sapi biasanya terdiri dari perangkat yang terpasang pada sapi dan pembaca GPS yang digunakan oleh petugas pertanian untuk menentukan lokasi sapi tersebut. Alat ini dapat mengirimkan sinyal ke pembaca GPS yang dapat dibawa oleh petugas pertanian atau terpasang pada kendaraan seperti truk atau sepeda motor.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Islamisasi dan Silang Budaya di Nusantara

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani serta petunjuk dan kekuatan kepada penulis sehingga makalah yang diberi judul “ISLAMISASI DAN SILANG BUDAYA DI NUSANTARA " bisa diselesaikan, walau masih banyak kekurangan kritik dan saran sangat diharapkan penulis agar dapat lebih baik lagi dikemudian hari. Makalah ini disusun dan dibuat berdasarkan materi – materi yang ada. Materi – materi bertujuan agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam belajar. Serta juga dapat memahami nilai – nilai dasar yang direfleksikan dalam berpikir dan bertindak. Mudah-mudahan dengan mempelajari makalah ini, akan mampu menghadapi masalah-masalah atau kesulitan-kesulitan yang timbul dalam belajar. Dan dengan harapan semoga semua mampu berinovasi dan berkreasi dengan potensi yang dimiliki serta bisa memahaminya. Badung, 15 Januari 2018 Penyusun DAFTAR ISI 1)       KATA PENGANTAR 2

Kerajaan Medang Kemulan

Medang Kamulan pada hakekatnya merupakan Lanjutan dari kerajaan Mataram Kuno .  Meskipun sebenarnya  penguasa di kerajaan ini bukan wangsa atau dinasit yang memerintah di Mataram Kuno. Kerajaan Medang Kamulan adalah kerajaan di Jawa Timur, pada abad ke 10. Kerajaan ini merupakan kelanjutan Dinasti Sanjaya (Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah), yang memindahkan pusat kerajaannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Mpu Sindok adalah pendiri kerajaan ini, sekaligus pendiri Dinasti Isyana, yang menurunkan raja-raja Medang.  Dinasti Isana memerintah selama 1 abad sejak tahun 929 M. Pemindahan pusat kerajaan tersebut diduga dilatar belakangi karena  letusan Gunung Merapi, kemudian Raja Mataram Kuno Mpu Sindok pada tahun 929 memindahkan pusat kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Menurut catatan sejarah ( beberapa prasasti), dapat diketahui bahwa Kerajaan Medang Kamulan terletak di Jawa Timur, yaitu di Watu Galuh, tepi sungai Brantas. Ibu kotanya bernama Watan Mas. Sekarang kira-kir

Kerajaan Singasari

Berdirinya Kerajaan Singasari diawali dari sebuah desa yang terletak di sebelah timur Gunung Kawi, tepatnya di hulu sungai Brantas. Wilayah tersebut (sekarang) termasuk daerah Kabupaten Malang, Jatim. Pada abad 13 wilayah Kerajaan Singasari hanya sebuah desa kecil, tetapi kemudian lambat laun wilayah tersebut berubah semenjak ada seorang pemuda bernama Ken Arok yang berhasil menguasai daerah tersebut dari kekuasaan Kerajaan Kediri yang saat itu dipimpin oleh Kertajaya tahun 1222 M. Sebelum menjadi raja di Kerajaan Singasari, Ken Arok berkedudukan sebagai Akuwu (Bupati) di Tumapel menggantikan tunggul Ametung yang telah dibunuh olehnya. Pembunuhan tersebut dilakukan karena ia tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung. Kemudian ia berkeinginan melepaskan Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kediri yang diperintah oleh Raja Kertajaya. Kemudian Ken Arok menyerang Kediri, sehingga Kertajaya mengalami kekalahan. Wilayah Kekuasaan Kerajaan Singasari Perebutan kekuasaan tersebut melal